Dewasa ini kerukunan umat beragama dari masa ke masa semakin menurun. Bisa dilihat dari intoleransi dan kebebasan menjalankan ibadah. Hal ini karena sang pembuat aturan tidak konsisten untuk memberikan penghormatan dan perlingdungan hak atas kebebasan beribadah, beragama dan berkeyakinan. Banyak contoh dari berbagai tindakan mengatasnamakan halal dan haram. Dilihat dengan adanya penutupan, penyegelan, bahkan penyerangan rumah-rumah peribadatan oleh kelompok yang melakukan kekerasan dengan mengambil alih fungsi hukum. Aksi radikal yang mengatasnamakan agama karena mereka tidak bisa menerima perbedaan. Untuk menunjukkan eksistensi kaum radikal tersebut mereka harus mengeliminasi eksistensi orang atau kelompok lain. Seperti halnya teroris yang menganggap perbedaan adalah ancaman dan musuh yang harus dimusnahkan. Tapi bisa sedikit bangga negeri ini menjadi Lab. kerukunan umat beragama bagi negara-negara lain terutama yang tejadi konflik ras dan agama.
Fungsi agama ada di antara manusia sejatinya untuk membangun perdamaian. Karena hal itu para pendiri negeri ini yakin nilai-nilai agama yang begitu indah diformulasi dengan kalimat "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai sila pertama dalam Pancasila. Jelas dengan harapan terciptanya suatu bangsa yang religius yang juga menjaga dan mencintai perdamaian. Ini semua bisa tidak mungkin terwujud kalau masih saja ada kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi suatu kelompok atas nama agama. Alih-alih agama sebagai sumber damai, ini malah di alih fungsikan sebagai alat komoditi politik, pemicu konflik dan teror. Sayangnya negeri kita dalam realitas tidak seperti ini agama telah kehilangan spiritnya sebagagi tonggak perdamaian.
Dalam pikiran dan angan-angan saya Tuhan itu sesuatu yang feminitas, tetapi berbanding terbalik dengan agama yang lebih maskulinitas dengan hal yang saya utarakan di atas. PR kita bersama merubah cover maskulinitas agama menjadi sesuatu yang damai, tenang, lembut dan melahirkan kesejukan. Bisa dibilang Tuhan dan agama kadang bisa sejalan dan kadang tidak. Semua agama mengajarkan kebaikan dan cara bersyukur, semua agama mengajarkan bagaimana mengajarkan cara menyembah kepada Tuhan. Semuanya ingin bertemu denganNya dengan cara mereka sendiri. Apakah Tuhan bisa menerima itu?.
Yang bisa menjawabnya hanya Tuhan sendiri, atau manusia yang merasa terlalu akrab dengan Tuhan sampai bisa memahami motif Tuhan. Jika Tuhan mempunyai agama, saya akan memeluk agama Tuhan, bukan agama manusia.
..............
ReplyDelete1. intoleransi yang sering muncul akhir-akhir ini buka berarti itu merupakan gambaran dalam apa yang di ajarkan dalam agama itu! agama justru mengajarkan toleransi yang sebenarnya. ayat Al-Quran mengajarkan pada kita bahwa "untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku" merupakan tanda bahwa sejatinya agama itu penuh dengan toleransi.
ReplyDelete2. yang baik adalah baik, dan yang buruk adalah buruk. yang hitam ya kitam, dan putih ya putih.... dan yang haram adalah haram dan yang halal adalah halal!!! semua itu sudah ada aturannya. semua larangan dan perintah itu semua karena Alloh Swt maha tahu, dan memberikan yang terbaik untuk hambanya dengan membimbingnya dan mengajarinya melalui agama.
3. aksi radikal yang dilakukan oleh sebagian kelompok orang dalam agama tertentu, jangan dijadikan landasan berpikir kita tentang gambaran agama itu!!!! justru mereka itulah orang-orang yang belum memahami agama yang sejatinya mengajarkan mereka kepada kedamaian dengan jalan yang benar.
4. Tuhan itu bukanlah makhluk, dan makhluk bukanlah Tuhan!! karena makhluk adalah ciptaan Tuhan, maka Tuhan tidaklah sama dengan makhluk........ jika menganggap Tuhan itu bersifat femenitas menurut pola pikir kita terhadap "makhluk" itu menjadikan gambaran bahwa cara berpikir kita masih dangkal!!!! dan kebesaran Tuhan sedikitnya dapat kita amati melalui ciptaannya di Muka bumi maupun di langit!!!!
5. Agama yang benar dari zaman manusia pertama hingga sekarang adalah satu!!! jumlah agama yang banyak kita temui saat ini adalah merupakan ulah tindak-tanduk manusia yang dengan semena-mena membuat pemikiran-pemikiran yang menyimpang.....
Wa'allohualam bishowab...
@sang Elang muda
sssiiiiipp nice comment.., tidak ingin memperdebatkan krn tulisan liar saya dari segi sosiologis, psikologi dan antropologi, krn akan paaaannnjjjaaaaang dan tidak pernah habis utk dibahas dari angle apapun. tapi tidak jatah manusia untuk memperjelas ini. jika ada manusia yang tahu betul berarti sudah ada di akhirat bersamaNya.., terimakasih commentnya. sering2 buka blog saya ya..akan banyak lagi pemikiran2 liar dari saya. wassallam...salam rimba dan lestari
Delete