.jpg)
"sedang di uji" adalah kata yang tepat untuk Pancasila kita sekarang. Sistem ekonomi Kapital sudah pelan-pelan menggantikan nilai ekonomi keerakytan. Pasar tradisional digantikan dengan supermarket. salah satu dampakya adalah rakyat mulai kehilangan pekerjaan karena bekerja dalam bidang apa pun selalu berada di bawah tekanan global. Kebanggaan diri sebagai bangsa sudah tidak lagi sebagai landasan. Lihatlah sekarang para Trias Potica membiarkan di terserang globalisasi tanpa sebuah filterisasi yang kuat. Mereka merubah orientasi untuk mencari populeritas tanpa memperhatikan kehidupan dan pendeeritaan rakyat. Dari luar saja terlihat bertanggujawab dan berwibawa, tapi subtansinya menindas, karena mereka sulit menggunakan empati untuk membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan negara.Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, membuat orang-orang yang beragama menjadi lebih toleran dan setuju dengan pluralitas, karena Tuhan itu Esa. Walaupun masih ada oknum yang menginginkan negara ini harus islam dan islam sebagai agama negara, ternyata masih tetap pada demokrasi. Ketidakjelasan dan degradasi yang sering kali merusak wajah hukum, moral, ekonomi, budaya, agama dan pendidikan. Hal ini membuat wajah bangsa semakin suram dan kabur.
Saya meyakini dan percaya bahwa Pancasila adalah nilai arif sejak jaman dulu. Juga atas memory tentang darah para pejuang yang sangat tidak sia-sia demi sebuah keyakinan yang luhur. Meskipun ada orang dan organisasi yang menganggap Pancasila dan Demokrasi adalah sederajat dengan dosa atau sejenisnya, saya anggap mereka telah mengkhianati. Pancasil tidak akan sakti lagi kalau saya, anda, kalian, mereka tidak menerapkan Pancasila dalam makna yang sesungguhnya.
Love to IndONEsia
No comments:
Post a Comment