
Kita akan merasa bahwa muka kita yang cantik, tampan dan bebas jerawat mendadak menjadi buruk saat kita melakukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kecantikan atau kegantengan muka. Seorang gadis cantik yang ketahuan mengaborsi kandungan di sebuah klinik bersalin, mati-matian menutupi mukanya saat kamera wartawan menyorotnya. Kenapa, padahal dia tidak berjerawat? Ini jelas bukan persoalan jerawat. Gadis itu merasa bahwa menutup muka adalah tindakan yang paling tepat dan mudah saat saat jutaan mata pemirsa TV melihatnya dengan penuh rasa ingin tahu dan timbul pertanyaan dari tatapan para pemirsa.
Muka adalah satu-satunya pintu gerbang untuk masuk ke kualitas diri seseorang (bukan kualitas fisik). lewat mukalah perubahan-perubahan psikologis dapat terlacak. Orang yang hobi berdandan dapat terdeteksi dengan bibirnya yang bergincu menor dan mukanya berbedak tebal. Orang yang berfesyen barat bisa dilihat dari hidung yang bertindik, satu mata yang tertutup rambut atau sering disebut emo style. ini contoh kondisi tampak luar muka yang sekaligus mencerminkan tampak dalam ideologi seseorang. Tapi ada juga orang yang tampak alim dan biasa-biasa saja, baru ketahuan saat skandalnya terungkap. secara otomatis akan tutup muka juga.
Itulah mengapa Tuhan menegaskan ke semua makhluk ciptaannya yang bermuka bahwa sebaik-baiknya bentuk bukanlah faktor penentu masuk surganya seorang manusia.
by wisnu widiaswara
No comments:
Post a Comment